Senin, 06 Mei 2013

Materi IPA kelas V SD semester 1

Diposting oleh Unknown di 10.16 0 komentar

IPA kelas V semester 1
Standar Kompetensi             : Mengidentifikasi fungsi oran tubuh manusia dan hewan.
Kompetensi Dasar                 : Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia.
Indikator Pembelajaran       : Mengidentifikasikan organ pernapasan pada manusia.
     Menjelaskan fungsi masing-masing organ pernapasan manusia.


Organ Pernapasan Manusia

Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia. Pada proses ini terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara tubuh dan lingkungan. Oksigen yang kita hirup ini akan masuk ke dalam paru-paru setelah melalui berbagai alat pernapasan. Sistem pernapasan pada manusia meliputi berbagai organ pernapasan. Jalur pernapasan pada manusia yaitu rongga hidung faring  trakea bronkus  bronkiolus  alveolus sel-sel tubuh.
organ pernapasan manusia
A. HIDUNG
Hidung berfungsi sebagai alat pernapasandan indra pembau. Hidung terdiri atas lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Rongga hidung memiliki rambut, banyak kapiler darah, dan selalu lembap dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh selaput mukosa. Di dalam rongga hidung, udara disaring oleh rambut rambut kecil (silia) dan selaput lendir yang berguna untuk menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu udara pernapasan, maupun menyelidiki adanya bau. Pada pangkal rongga mulut yang berhubungan dengan rongga hidung terdapat suatu katup yang disebut anak tekak. Saat menelan makanan anak tekak ini akan terangkat ke atas menutup rongga hidung sehingga makanan tidak dapat masuk ke dalam rongga hidung.

B. FARING

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan persimpangan antara rongga hidung ke tenggorokan (saluran pernapasan) dan rongga mulut ke kerongkongan (saluran pencernaan). Pada bagian belakang faring terdapat laring. Laring disebut pula pangkal tenggorok. Pada laring terdapat pita suara dan epiglotis atau katup pangkal tenggorokan. Pada waktu menelan makanan epiglotis menutupi laring sehingga makanan tidak masuk ke dalam tenggorokan. Sebaliknya pada waktu bernapas epiglotis akan membuka sehingga udara masuk ke dalam laring kemudian menuju tenggorokan.

C. TENGGOROKAN ( TRAKEA )
Tenggorokan berbentuk seperti pipa dengan panjang kurang lebih 10 cm. Di paru-paru trakea bercabang dua membentuk bronkus. Dinding tenggorokan terdiri atas tiga lapisan berikut:
1.   Lapisan paling luar terdiri atas jaringan ikat.
2.  Lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan. Trakea tersusun atas 16–20 cincin tulang rawan yang berbentuk huruf C. Bagian belakang cincin tulang rawan ini tidak tersambung dan menempel pada esofagus. Hal ini berguna untuk mempertahankan trakea tetap terbuka. 
3.  Lapisan terdalam terdiri atas jaringan epitelium bersilia yang menghasilkan banyak lendir. Lendir ini berfungsi menangkap debu dan mikroorganisme yang masuk saat menghirup udara.
Selanjutnya, debu dan mikroorganisme tersebut didorong oleh gerakan silia menuju bagian belakang mulut. Akhirnya, debu dan mikroorganisme tersebut dikeluarkan dengan cara batuk. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk bersama udara pernapasan.
 struktur trakea manusia
D. CABANG TENGGOROKAN ( BRONKUS )
Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan. Jumlahnya sepasang, yang satu menuju paru-paru kanan dan yang satu menuju paru-paru kiri. Bronkus yang ke arah kiri lebih panjang, sempit, dan mendatar daripada yang ke arah kanan. Hal inilah yang mengakibatkan paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit. Struktur dinding bronkus hampir sama dengan trakea. Perbedaannya dinding trakea lebih tebal daripada dinding bronkus. Bronkus akan bercabang menjadi bronkiolus. Bronkus kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus sedangkan bronkus kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.
E. BRONKIULUS
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus. Bronkiolus bercabang-cabang menjadi saluran yang semakin halus, kecil, dan dindingnya semakin tipis. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan tetapi rongganya bersilia. Setiap bronkiolus bermuara ke alveolus.
F.    ALVEOLUS
Bronkiolus bermuara pada alveol (tunggal: alveolus), struktur berbentuk bola-bola mungil yang diliputi oleh pembuluh-pembuluh darah. Epitel pipih yang melapisi alveoli memudahkan darah di dalam kapiler-kapiler darah mengikat oksigen dari udara dalam rongga alveolus.




Materi Matematika kelas IV semester 1

Diposting oleh Unknown di 05.48 0 komentar
  Matematika kelas IV SD semester 1

Standar Kompetensi     : Memahami dan menggunakan sifat – sifat operasi hitung                   bilangan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar          : Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung.
Indikator Pembelajaran : Menemukan sifat-sifat operasi hitung bilangan.


Sifat-Sifat Operasi Hitung Bilangan

A. Sifat – Sifat Operasi Hitung.

1.   Sifat pertukaran ( komutatif)
Dalam penjumlahan dan dan perkalian berlaku sifat komulatif atau pertukaran yaitu :
a + b = b + a
a x b = b x a
 Dari rumus tersebut bisa kita lihat bahwa perkalian atau penjumlahan dengan suku yang dibalik itu tidak mengubah hasilnya. Sifat seperti ini lah yang disebut sifat komutatif atau pertukaran.
Contoh soal 1.1
a.   Apakah 2+3 hasilnya sama dengan 3+2?
b.  Apakah 5+6 hasilnya sama dengan 6+5?
c.   Apakah 7+3 hasilnya sama dengan 3+7?
Jawab.
a.   2 + 3 =5
Jadi , 2 + 3 = 3 + 2
3 + 2 = 5

b.  5 + 6 = 11
Jadi, 5 + 6 = 6 + 5
6 + 5 = 11

c.   7 + 3= 10
Jadi, 7 + 3= 3 + 7
3 + 7 = 13

Contoh soal 1.2
a.   Apakah 4x5 hasilnya sama dengan 5x4?
b.  Apakah 5x2 hasilnya sam dengan 2x5?
c.   Apakah 1x7 hasilnya sama dengan 7x1?
Jawab.:
a.   4 x 5 = 20
Jadi, 4 x 5 = 5 x 4
5 x 4 = 20

b.  5 x 2 = 10
Jadi, 5 x 2 = 2 x 5
2 x 5 = 10

c.   1 x 7 = 7
Jadi, 1 x 7 = 7 x 1
7 x 1 = 7

2.  Sifat Pengelompokan ( Asosiatif )
Sebelum mempelajari tentang sifat asosiatis sebaiknya kita kerjakan operasi penjumlahan dan perkalian tiga bilangan di bawah ini.
a.   4 + 3 + 8
b.  2 x 6 x 3
Dari soal tersebut mari kita coba hitung dari dua sisi, yaitu dari sisi kiri dan sisi kanan
a.   4 + 3 + 8
Menjumlahkan dari kiri :
4 + 3 + 8 = (4+3) +8 = 7 + 8 = 15
Menjumlahkan dari kanan :
4 + 3 + 8 = 4 + (3+8) = 4 + 11 = 15
Ternyata diperoleh hasil yang sama.
Jadi, (4+3) + 8 = 4 + (3+8)

b.   2 x 6 x 3
Mengalikan dari kiri
2 x 6 x 3 = (2x6)x3 =12 x3 = 36
Mengalikan dari kanan :
2 x 6 x 3 = 2 x (6x3) = 2  x 18 = 36
Ternyata diperoleh hasil yang sama.
Jadi, (2x6) x3 = 2 x (6 x 3)

               Jadi, seperti itulah yang dinamakan sifat asosiatif. Dalam penjumlahan dan perkalian bilangan berlaku sifat pengelompokan atau sifat asosiatif, yaitu:
( a + b ) + c = a + (b + c)
( a x b ) x c = a x (b x c)
3.  Sifat penyebaran ( Distributif )
Agar mudah mempelajarinya mari kita coba untuk selesaikan soal cerita berikut ini.
Contoh :
Alan dan Linda pergi ke pasar ikan mereka masing-masing  membeli  4 kilogram dan 5 kilogram. Setiap kilogram terdiri atas  5 ekor ikan berapa banyak ikan yang mereka beli?
Mari kita coba selesaikan soal tersebut dengan 2 cara.
Cara 1:
Banyaknya  ikan  yang dibeli Alan dan Linda adalah 4 kilogram + 5 kilogram = 9 kilogram. Setiap kilogram ikan terdiri atas 5 ekor , maka banyaknya  ikan yang dibeli RIa dan Siska adalah : (4+5) x 5 =9 x 5 = 45 ekor ikan.
Cara 2:
Banyaknya ikan yang dibeli Alan = 4 x 5 = 20 ekor. Banyaknya ikan yang dibeli Linda = 5 x 5 = 25 ekor. Banyaknya ikan yang dibeli Alan dan Linda = 45 ekor, jika ditulis dalam kalimat matematika menjadi : ( 4 x 5 ) + ( 5 x 5 ) = 20 + 25 = 45.

Dari cara 1 dan cara 2 memperoleh hasil yang sama. Dan hasilnya dapat dituliskan :
     5 x ( 4 + 5 ) = ( 5 x 4 ) + ( 5 x 5 )

Seperti itulah yang dinamakan sifat distributif atau penyebaran. Dari contoh di atas, sifat ini berlaku pada gabungan operasi perkalian dan penjumlahan akan tetapi oprasi ini juga berlaku pada gabungan operasi hitung perkalian dan pengurangan. Sehingga dapat kita tuliskan sifat penyebaran atau sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dan perkalian terhadap pengurangan sebagai berikut.
a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
a x (b – c) = (a x b) – (a x c)

4.  Menggunakan Sifat-sifat Operasi Hitung
Dari pembahasan tentang operasi hitung tersebut sangatlah membantu untuk mempermudah perhitungan operasi bilangan bulat.
Contoh
a.   216 + 300 = 300 + 216                     (sifat komutatif)
               = 516

b.  (4 x 5) x 20 = 4 x (5 x 20)               (sifat asosiatif )
                          = 4 x 100
                          = 400

c.   (9 x 13) – (9 x 3) = 9 x (13 – 3)        (sifat distributif)
                                 = 9 x 10
                                 = 90
d.  25  x 999 = 25 x (1.000 – 1)
                      = (25 x 1.000) – (25 x 1)    (sifat distributif)
                      = 25.000 – 25
                      = 24.4975

e.   200 + 416 + 300 = 200 + 300 + 416    (sifat komutatif)
                                 = (200 + 300) + 416  (sifat asosiatif)
                                 = 500  + 416
                                 = 916
Dengan sifat komutatif bilangan 300 dapat di tukar tempatnya dengan bilangan 416. Kemudian bilangan 200 dan 300 dikelompokan. Sehingga penjumlahan lebih mudah dilakukan.

Jumat, 03 Mei 2013

Materi IPA kelas IV SD semester 1

Diposting oleh Unknown di 19.22 0 komentar

IPA kelas IV SD semester 1

Standar Kompetensi        : Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta     berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
Kompetensi Dasar            : Mengidentifikasi wujud benda padat, cair dan gas memiliki     sifat tertentu.
Indikator Pembelajaran   : Menyebutkan macam-macam wujud benda.
Menjelaskan sifat-sifat benda berdasarkan percobaan.

Perubahan Wujud Benda

A. Wujud Benda ( Zat )
Wujud benda ( zat) terdiri dari :
1.   Benda padat, contohnya : papan tulis, penghapus, es batu, dan sebagainya. Sifat yang dimiliki benda padat yaitu bentuknya tetap dan mencair jika dipanaskan pada suhu tertentu.
2.  Benda cair, contohnya : air, bensin, minyak goreng, spirtus, dan sebagainya. Sifat-sifat benda cair, antara lain:
  •       Bentuknya tidak tetap, selalu mengikuti bentuk wadahnya;
  •    Bentuk permukaan benda cair yang tenang selalu datar;
  •    Benda cair mengalir ke tempat yang lebih rendah;
  •     Benda cair menekan ke segala arah;
  •    Benda cair meresap melalui celah-celah kecil (kapilaritas).

3.  Benda gas, contohnya  udara. Benda gas tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat dirasakan keberadaannya. Sifat benda gas yaitu :
  •    Bentuknya tidak tetap karena selalu mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya;
  •    Menekan ke segala arah.

B. Perubahan Wujud Benda (zat)

            Perubahan wujud zat ini bisa terjadi karena peristiwa pelepasan dan penyerapan kalor. Untuk mengubah zat kadang kita tak perlu melakukan apa-apa, misalnya untuk mengubah es menjadi air kita cukup membiarkannya. Hal ini karena konsisi lingkungan yang ada memang mendukung perubahan wujud tersebut. Dalam beberapa kasus lain perubahan wujud zat perlu usaha lebih, bahkan ekstrim. 
Perubahan wujud zat terjadi ketika titik tertentu tercapai oleh atam/senyawa zat tersebut yang biasanya dikuantitaskan dalam angka suhu. Semisal air untuk menjadi padat harus mencapai titik bekunya dan air menjadi gas harus mencapai titik didihnya. Perubahan zat terbagi dalam 2 kelompok besar yaitu :
1.   Perubahan Fisika
Perubahan fisika yaitu perubahan benda tanpa menghasilkan zat baru. Macam-macam perubahan fisika yaitu :
  1. Mencair atau melebur, yaitu peristiwa perubahan zat padat menjadi cair, hal ini karena adanya kenaikan suhu ( panas ). Contoh peristiwa mencair yaitu pada es batu yang berubah menjadi air, lilin yang dipanaskan, dll.                                                                                                                                        
  2. Membeku, yaitu peristiwa perubahan zat cair menjadi padat, karena adanya pendinginan. Contoh Peristiwa mencair yaitu air yang dimasukkan ke dalam freezer akan menjadi es batu, lilin cair yang didinginkan.                                                                                                                        
  3. Menguap, yaitu peristiwa perubahan zat cair menjadi gas. Contohnya air yang direbus jika dibiarkan lama kelamaan akan habis, bensin yang dibiarkan berada pada tempat terbuka lama kelamaan juga akan habis berubah menjadi gas.                                                                                                                                                                             
  4. Mengembun, yaitu peristiwa perubahan benda gas menjadi air. Contohnya ketika kita menyimpan es batu dalam sebuah gelas maka bagian luar gelas akan basah, atau rumput pada pagi hari menjadi basah padahal sore harinya tidak hujan.                                                                                                                                                                               
  5. Menyublim, yaitu peristiwa perubahan zat padat menjadi gas atau sebaliknya. Contohnya pada kapur barus yang disimpan pada lemari pakaian lama-lama akan habis.                                                                                                                                                                          
  6. Mengkristal, yaitu peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Contohnya pada peristiwa berubahnya uap menjadi salju.                                                                                                                                                    

 Diagram perubahan zat

2. Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah peristiwa perubahan pada benda (zat) yang menghasilkan zat baru yang berbeda dengan sifat asalnya. Contohnya pada peristiwa kertas yang dibakar, beri yang berkarat dan sebagainya.
 

judulmu judulku Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea